Keracunan makanan

 Keracunan makanan dapat dialami oleh siapa saja, baik itu orang dewasa, anak-anak atau bahkan orang yang sudah lanjut usia. Tetapi ibu hamil, anak-anak, penderita penyakit serius, dan usia lanjut lebih rawan mengalami keracunan. Orang berusia lanjut telah mengalami perubahan fisik, antara lain melemahnya system imunitas, kesamaan lambung berkurang, berubahnya organ sensorik, serta melemahnya daya penciuman dan penglihatan.

Keracunan makanan merupakan penyakit akut yang disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:

Þ                Makanan yang terkontaminasi bakteri seperti Shigella, V.kolera, dan           Staphylococcus.

Þ                Racun saraf dari bakteri yang terdapat di kerang dan ikan.

Þ                Racun yang berasal dari alam, misalnya pada singkong dan jamur.

Þ                Zat kimia seperti logam berat, air raksa, timbal, dan arsen.

 

 

Gejala keracunan muncul paling lama satu minggu setelah terjadi kontaminasi makanan beracun. Gejala yang muncul dan tingkat keparahanya bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Mulai dari mual, muntah, nyeri perut, diare, sampai sakit kepala. Pada keadaan yang parah dapat mengancam jiwa, karena dapat membuat kerusakan yan permanent paad saraf atau organ seperti hati dan ginjal. Sebagian besar kasus keracunan makanan hanya bersifat ringan dan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus, tetapi ada pula yang membutuhkan pengobatan di rumah sakit.

 

Terjadinya keracunan makanan dapat dicegah dengan cara sebagai berikut.

1.                  Menangani makanan secara tepat dan higienis, serta memasak makanan sampai matang.

2.                  Menyimpan makanan dalam lemari es.

3.                  Menghindari kontaminasi antara makanan yang sudah dimasak dengan makanan mentah.

4.                  menghindari jamur yang tidak dibudidaya atau tumbu liar.

5.                  Menghindari susu, telor, daging dan ikan yang tidak dimasak.

 

Pertolongan pertama pada orang yang terkena keracunan makanan dapat dicoba dilakukan sendiri sebelum korban dibawa ke dokter. Tujuan pertolongan pertama pada keracunan makanan adalah membuat penderita nyaman dan menghindari dehidrasi.  Langkah penaganan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.

·                    Berikan cairan pengganti dan penambahan elektrolit seperti oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang banyak keluar akibat muntah dan diarea. Cairan pengganti tubuh juga dapat dibuat sendiri dengan mencampurkan satu sendok the garam, 4 sendok teh garam, dan 1 liter air air matang. Air kelapa muda juga dapat dijadikan sebagai pengganti cairan tubuh.

·                    Penderita keracunan sebaiknya tidak makan mkakanan padat sampai diare benar-benar berhenti.

·                    Pemberian adsorbent akan membantu mengontrol kotoaran yang keluar, tetapi tidak mampu menggantikan cairan yang keluar.

·                    Sebaiknya tidak menggunakan obat pereda peristaltic usus pada penderita yang demam dan berak disertai darah.

·                    Mengonsumsi antibiotika justru terbukti memperpanjang diare, kecuali atas saran dokter

 

0 komentar:

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Blogger Template by Blogcrowds